Img: antaranews.com |
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan ketika wilayah di Indonesia sedang mengalami puncak dari musim hujan. Intensitas hujan tinggi selain identik dengan banjir sangat rentan menyebabkan tanah longsor akibat dersanya guyuran hujan di ketinggian tanah miring.
Dikutip dari National Geographic, BNPB bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah salah satu upaya dari mengurangi risiko bencana. Saat ini BNPB mengatakan bahwa sudah mulai memasang 50 unit sistem peringatan dini bencana longsor yang saling terintegrasi. Diharapkan dengan sistem ini bisa mendeteksi pergerakan tanah yang berisiko longsor
50 unit sistem peringatan bencana tanah longsor dini tersebut statusnya kini sudah dipasang di beberapa titik wilayah rawan longsor. Lokasi pemasangan sistem peringatan dini bencana longsor pun disebar ke beberapa pulau besar di Indonesia. Namun memang, secara jumlah, 50 unit sistem peringatan dini masih belum cukup untuk menanggulangi di berbagai wilayah Indonesia yang berkategori rawan bencana longsor. Sutopo Purwo Nugroho, Humas dari BNPB menyebut Indonesia masih butuh ratusan ribu sistem peringatan dini bencana tanah longsor.
Berdasarkan pengalaman menyikapi kejadian bencana tanah longsor di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, longsor terjadi secara tiba-tiba tanpa memberikan tanda-tanda. Durasi kejadiannya pun sangat singkat. Hujan yang deras akan melembabkan struktur tanah di area yang berkontur miring atau pegunungan. Dalam hitungan detik, bencana tanah longsor akan seketika terjadi.
Namun begitu, pihak yang terkait dengan masalah bencana baik dari peneliti dan petugas lapangan terus mengusahakan sistem penanggulangan bencana longsor yang baik.